Nganjuk — Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul ’Ula (STAIM) Nglawak Kertosono Nganjuk menggelar Rapat Senat Terbuka Wisuda Sarjana Strata Satu (S-1) ke-XXV yang dirangkai dengan peringatan Dies Maulidiyah ke-XXX pada Sabtu, 22 November 2025. Prosesi wisuda tahun ini diikuti 61 mahasiswa, terdiri atas 18 wisudawan dan 43 wisudawati.
Acara dimulai dengan pembukaan, dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan prosesi wisuda yang berlangsung khidmat. Para wisudawan kemudian menerima pengukuhan secara resmi di hadapan Senat STAIM, jajaran pimpinan, serta tamu undangan.
Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Miftahul ’Ula, KH Abdul Wahab Fahri, S.P, menyampaikan apresiasi atas capaian para lulusan serta menekankan pentingnya menjaga integritas dan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan.
Sementara itu, Ketua STAIM, Dr. H. Zainal Arifin, M.Pd.I, menekankan bahwa STAIM terus berupaya meningkatkan kualitas akademik. beliau mengungkapkan bahwa STAIM saat ini sedang mempersiapkan diri beralih status menjadi Institut Agama Islam Miftahul ’Ula (IAIM). Menurutnya, perubahan status tersebut menjadi langkah strategis untuk memperluas akses pendidikan Islam yang lebih maju dan modern.
Perwakilan Kopertais Wilayah IV Surabaya, Prof. Dr. Sri Warjiyati, MH, turut memberikan pesan kepada seluruh wisudawan. Ia menegaskan bahwa gelar sarjana bukan hanya simbol sosial, melainkan amanah moral yang harus diwujudkan melalui keteladanan, kontribusi nyata, serta komitmen terhadap pembangunan bangsa. Ia juga mendorong para lulusan untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Pada sesi Orasi Ilmiah, Prof. Dr. Muhammad Abdun Nasir, M.A., Ph.D, menekankan bahwa pengembangan keilmuan Islam harus menjadi prioritas penting bagi perguruan tinggi dan pesantren. Ia menyebut STAIM memiliki nilai strategis besar sebagai lembaga pendidikan Islam yang berkualitas namun tetap terjangkau oleh masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Nganjuk melalui sambutan Bupati Nganjuk, Dr. Drs. Marhaen Djumadi, A.Md, SE, SH, M.M, MBA, yang diwakili Drs. KH. Moh. Yasin, M.Si, menyampaikan apresiasi atas peran STAIM dalam mencetak generasi muda yang religius, berkarakter, dan siap berkontribusi untuk pembangunan daerah.
Rapat Senat Terbuka ditutup dengan doa yang dipimpin oleh KH. Mutiulloh Al Fattah, mengakhiri rangkaian acara yang berlangsung tertib, penuh khidmat, dan sarat pesan akademik serta spiritual.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, STAIM menegaskan kembali komitmennya sebagai lembaga pendidikan Islam yang terus tumbuh, berkembang, dan berkontribusi bagi masyarakat serta dunia akademik.
0 Komentar